Blog Teknik Wawancara dan Reportase
Senin, 26 Oktober 2015
Re- post From My Other Blog Berita Pertalite
Pahlawan Mahasiswa, Pertalite
Pasca
diturunkannya bahan bakar minyak (BBM), Pemerintah Indonesia meresmikan bahan
bakar minyak (BBM) terbaru yaitu pertalite. Bahan bakar minyak tersebut dinilai
lebih menguntungkan, hal tersebut terkait dengan harga dan kualitas.
Pengawas
SPBU, Julian (28) menuturkan bahwa pertalite baru masuk ke Bengkulu bulan
Oktober dan langsung mendapatkan respon positif dari masyarakat khususnya
mahasiswa. “Pertalite memiliki oktan 90, sedangkan premium 88. Saat ini di
Bengkulu, pertalite sudah ada di 3
cabang SPBU, seperti Rawa makmur, km 6,5 dan Bumi Ayu dan setiap harinya sudah
menghabiskan 1-1,5 ton liter”.
Menurut
Mahasiswa Universitas Bengkulu, Tarmizi (19), munculnya pertalite tersebut
sangat menguntungkan bagi mahasiswa. Hal tersebut terkait ukuran kantong mahasiswa
“Saya beralih menggunakan pertalite semenjak dua minggu yang lalu, harganya
terkangkau, kualitas cukup bagus, tarikan lebih kencang, membuat mesin lebih
halus, dan irit. Bisa dikatakan kehairan pertalite seperti pahlawan bagi
mahasiswa”.
Perihal
ke depan, belum bisa di pastikan premium akan digantikan atau tidak oleh
pertalite, hal tersebut dikarenakan pihak SPBU masih menuggu kebijakan dari
peerintah Indonesia. (pip)
Re-post From My Other Blog Berita Kekeringan
Kemarau
Tiba, Krisis Air Melanda Masyarakat
Rabu
(21/10) yang lalu, krisis air terjadi di beberapa rumah warga sekitar kawasan
Lingkar Timur dan Unib belakang. Hal tersebut terjadi akibat sumur air yang
biasa digunakan mengalami kekeringan, bukan hanya akibat kekeringan sumur saja,
namun air pam dari pdam juga ikut tidak mengalir.
“Air
di rumah ini tidak mengalir sudah semenjak dua minggu yang lalu, setelah itu
mengalir kembali, dan sudah sekitar dua hari ini tidak mengalir lagi”.Tutur TM
Krisis
air tersebut terjadi akibat kemarau semenjak beberapa bulan lalu, bukan hanya
kebutuhan rumah tangga yang menjadi terganggu, namun juga aktivitas yang lain. Beberapa
mahasiswa kawasan Unib belakang juga mengalami hal yang sama.
“Air
di kawasan ini biasanya mengalir terus, namun semenjak kemarau air yang mengalir
sedikit keruh dan juga sempat macet. Jadi terpaksa kami harus menumpang mandi
di tempat teman, dan sebagai penjaga pondokan saya sedikit risih karena banyak
anak pondokan yang protes”. Tutur RE
Menjawab
perihal tersebut, pihak PDAM menuturkan bahwa permasalahan terbesarnya adalah
karena musim kemarau “Untuk saat ini hampir di setiap tempat mengalami
kekeringan, hal tersebut terkait kondisi sungai yang krisis berkurang mencapai
50 persen. Strategi yan dilakukan juga tetap akan membuat air berkurang setiap
harinya. Sekarang tentunya kita berharap agar kekeringan ini berakhir. (pip)
Langganan:
Postingan (Atom)